Pemandangan sunrise pada Punthuk Sukmojoyo
Bagi para penggemar sunrise ataupun sunset, memburunya adalah hal yang sangat menyenangkan. Dapat melihat mentari terbit atau tenggelam di tempat yang baru adalah suatu tantangan bagi para pemburu senja sekaligus mentari terbit. Orang-orang ini pasti akan rela meluangkan saat dan berpergian jauh demi melihat keindahan fenomena alam tersebut. Adalah kepuasan tersendiri bila dapat melihat semburat fajar atau pun lembayung senja di tempat yang istimewa.
Di Borobudur, Jawa Tengah masih ada banyak sekali obyek wisata. Yang paling populer adalah Taman Wisata Candi Borobudur. Tetapi, siapa sangka bahwa Borobudur menyimpan poly tempat wisata alam yang menakjubkan. Salah satunya merupakan Punthuk Sukmojoyo yang terletak di sebelah barat daya Borobudur, tepatnya pada Desa Giritengah.
Arti istilah punthuk itu sendiri merupakan tanah yang 'mawur', tidak padat dan tidak juga mudah terurai misalnya halnya pasir. Dimana pada sekelilingnya gundul, alias nir ditumbuhi oleh rumput atau pohon. Maka demikian halnya Punthuk Sukmojoyo yg kering & hanya ditumbuhi tumbuhan seadanya. Tetapi jangan galat, meski demikian Punthuk Sukmojoyo ini memiliki aset keindahan yg bisa membuat setiap mata takjub. Berada pada Kabupaten Magelang yang dikelilingi sang sejumlah gunung membuat Punthuk Sukmojoyo yang terletak di Desa Giritengah ini mempunyai potensi wisata yg sangat akbar. Dengan nuansa kealamian punthuk, meskipun gersang, tetapi tak menghilangkan daya tarik para wisatawan.
Seperti pada Punthuk Mongkrong, di atas zenit Punthuk Sukmojoyo pun telah disediakan tempat duduk dan tempat tinggal pohon yang terbuat dari bambu. Oleh warga lebih kurang Borobudur tempat tinggal pohon itu dijuluki omah pring yg dalam Bahasa Jawa berarti tempat tinggal bambu. Rumah bambu yang unik inilah yg mengundang ketertarikan para wisatawan, karena tempat tinggal bambu ini sangat unik dan letaknya sangat strategis yaitu pada tepi zenit punthuk. Tak heran bila rumah bambu tersebut menjadi spot yg cantik buat mengambil gambar. Rumah bambu tersebut adalah hasil kreatifitas masyarakat Desa Giritengah. Selain rumah bambu, kini pun telah disediakan semacam jembatan yg menjorok ke jurang punthuk, yang tentu saja sangat strategis buat berfoto di sana.
Di zenit Punthuk Sukmojoyo masih ada sebuah makam, sebab dahulunya sebelum dijadikan tempat wisata Punthuk Sukmojoyo ini tak jarang dijadikan loka untuk berziarah.
Ada baiknya mengendarai kendaraan roda 2 jika ingin berkunjung ke Punthuk Sukmojoyo, sebab akses jalan belum cukup memadahi buat kendaraan roda empat. Meski demikian, jalan menuju pos pendakian punthuk telah cukup indah, jalanan telah beraspal yg diteruskan menggunakan jalanan desa bercor. Hanya saja, medan jalannya relatif menantang, penuh tanjakan dan bertepi jurang. Maka hendaklah menggunakan kendaraan yang kondisinya baik.
Menuju ke Punthuk Sukmojoyo bisa ditempuh menggunakan merogoh jalur sebelah selatan menurut Candi Borobudur yaitu dengan menyusuri Jalan Badrawati, lurus terus menyusuri jalan yg menuju ke Amanjiwo Hotel sampai menemukan perempatan Seganan (Desa Tuksongo) lalu belok ke kanan. Kemudian lurus hingga menemui Balai Desa Karanganyar, kemudian terdapat perempatan kemudian belok kiri lurus hingga menemui Balai Desa Giritengah, belok kanan. Kemudian lurus naik menyusuri jalan beraspal yang mulai menanjak & menyempit hingga hingga ke gang kecil dengan jalan bercor. Lurus terus sampai menemui pos parkir Wisata Alam Punthuk Sukmojoyo. Setelah memarkir, bepergian segera dilanjutkan menggunakan pendakian menuju puncak punthuk.
Peta petunjuk jalan menuju Desa Giritengah
Pendakian menuju zenit punthuk dilakukan dengan berjalan kaki. Jarak yang harus ditempuh cukup jauh menggunakan medan yang menanjak, sebagai akibatnya ada baiknya membawa bekal air minum. Namun hening saja, apabila enggan membawa bekal yg memberatkan perjalanan, pada sepanjang bepergian menuju puncak punthuk poly rakyat lebih kurang yg berjualan aneka makanan dan minuman. Lantaran fasilitas penerangan belum cukup mumpuni, hendaknya membawa indera penjelasan (senter) sendiri.
Biasanya, saat weekend, pengunjung akan membeludak. Terutama dalam waktu menjelang sunrise dan sunset. Maka, rencanakanlah ketika sebaik mungkin buat mengunjungi Punthuk Sukmojoyo. Sebab, mengingat daerah puncak punthuk yg nir terlalu luas, demi keamanan mungkin lebih baik berkunjung ke sana pada ketika sepi. Dan demi ketenangan beserta budayakan senantiasa bersih lingkungan dan tertib peraturan loka wisata.
Bagi para penggemar sunrise ataupun sunset, memburunya adalah hal yang sangat menyenangkan. Dapat melihat mentari terbit atau tenggelam di tempat yang baru adalah suatu tantangan bagi para pemburu senja sekaligus mentari terbit. Orang-orang ini pasti akan rela meluangkan saat dan berpergian jauh demi melihat keindahan fenomena alam tersebut. Adalah kepuasan tersendiri bila dapat melihat semburat fajar atau pun lembayung senja di tempat yang istimewa.
Di Borobudur, Jawa Tengah masih ada banyak sekali obyek wisata. Yang paling populer adalah Taman Wisata Candi Borobudur. Tetapi, siapa sangka bahwa Borobudur menyimpan poly tempat wisata alam yang menakjubkan. Salah satunya merupakan Punthuk Sukmojoyo yang terletak di sebelah barat daya Borobudur, tepatnya pada Desa Giritengah.
Arti istilah punthuk itu sendiri merupakan tanah yang 'mawur', tidak padat dan tidak juga mudah terurai misalnya halnya pasir. Dimana pada sekelilingnya gundul, alias nir ditumbuhi oleh rumput atau pohon. Maka demikian halnya Punthuk Sukmojoyo yg kering & hanya ditumbuhi tumbuhan seadanya. Tetapi jangan galat, meski demikian Punthuk Sukmojoyo ini memiliki aset keindahan yg bisa membuat setiap mata takjub. Berada pada Kabupaten Magelang yang dikelilingi sang sejumlah gunung membuat Punthuk Sukmojoyo yang terletak di Desa Giritengah ini mempunyai potensi wisata yg sangat akbar. Dengan nuansa kealamian punthuk, meskipun gersang, tetapi tak menghilangkan daya tarik para wisatawan.
Berburu Sunrise dan Sunset di Punthuk Sukmojoyo Magelang |
Di zenit Punthuk Sukmojoyo masih ada sebuah makam, sebab dahulunya sebelum dijadikan tempat wisata Punthuk Sukmojoyo ini tak jarang dijadikan loka untuk berziarah.
Ada baiknya mengendarai kendaraan roda 2 jika ingin berkunjung ke Punthuk Sukmojoyo, sebab akses jalan belum cukup memadahi buat kendaraan roda empat. Meski demikian, jalan menuju pos pendakian punthuk telah cukup indah, jalanan telah beraspal yg diteruskan menggunakan jalanan desa bercor. Hanya saja, medan jalannya relatif menantang, penuh tanjakan dan bertepi jurang. Maka hendaklah menggunakan kendaraan yang kondisinya baik.
Menuju ke Punthuk Sukmojoyo bisa ditempuh menggunakan merogoh jalur sebelah selatan menurut Candi Borobudur yaitu dengan menyusuri Jalan Badrawati, lurus terus menyusuri jalan yg menuju ke Amanjiwo Hotel sampai menemukan perempatan Seganan (Desa Tuksongo) lalu belok ke kanan. Kemudian lurus hingga menemui Balai Desa Karanganyar, kemudian terdapat perempatan kemudian belok kiri lurus hingga menemui Balai Desa Giritengah, belok kanan. Kemudian lurus naik menyusuri jalan beraspal yang mulai menanjak & menyempit hingga hingga ke gang kecil dengan jalan bercor. Lurus terus sampai menemui pos parkir Wisata Alam Punthuk Sukmojoyo. Setelah memarkir, bepergian segera dilanjutkan menggunakan pendakian menuju puncak punthuk.
Peta petunjuk jalan menuju Desa Giritengah
Pendakian menuju zenit punthuk dilakukan dengan berjalan kaki. Jarak yang harus ditempuh cukup jauh menggunakan medan yang menanjak, sebagai akibatnya ada baiknya membawa bekal air minum. Namun hening saja, apabila enggan membawa bekal yg memberatkan perjalanan, pada sepanjang bepergian menuju puncak punthuk poly rakyat lebih kurang yg berjualan aneka makanan dan minuman. Lantaran fasilitas penerangan belum cukup mumpuni, hendaknya membawa indera penjelasan (senter) sendiri.
Biasanya, saat weekend, pengunjung akan membeludak. Terutama dalam waktu menjelang sunrise dan sunset. Maka, rencanakanlah ketika sebaik mungkin buat mengunjungi Punthuk Sukmojoyo. Sebab, mengingat daerah puncak punthuk yg nir terlalu luas, demi keamanan mungkin lebih baik berkunjung ke sana pada ketika sepi. Dan demi ketenangan beserta budayakan senantiasa bersih lingkungan dan tertib peraturan loka wisata.
EmoticonEmoticon